Transmigran Indonesia Raih Pengalaman Kerja Berharga di Jepang
- Rabu, 01 Oktober 2025

JAKARTA - Pemerintah mendorong warga transmigran Indonesia memperoleh pengalaman kerja di Jepang melalui program pemagangan. Langkah ini tidak hanya membuka kesempatan kerja, tetapi juga menyiapkan sumber daya manusia yang terampil untuk mengembangkan kawasan transmigrasi di Tanah Air.
Menteri Transmigrasi, M Iftitah Sulaiman Suryanagara, menyatakan bahwa saat ini lebih dari 100 warga transmigran sudah bekerja di berbagai sektor di Jepang dengan gaji antara Rp25-55 juta per bulan, bergantung pada keahlian masing-masing.
“Kami ingin para transmigran belajar ke Jepang melalui skema pemagangan 2, 3, 5, atau bahkan 10 tahun. Setelah itu, mereka akan kembali untuk memberdayakan kawasan transmigrasi,” kata Iftitah dalam keterangan resmi di Jakarta.
Baca Juga
Pemagangan sebagai Jalan Industrialiasi Kawasan Transmigrasi
Program ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan industrialisasi di kawasan transmigrasi. Iftitah menjelaskan bahwa pemerintah tengah memetakan potensi ekonomi lokal agar dapat dihilirisasi dan menarik investasi.
Dengan pengalaman kerja di Jepang, para transmigran diharapkan memiliki kemampuan, pengetahuan, dan jejaring yang cukup untuk terserap oleh industri yang dibangun di kawasan transmigrasi. Hal ini akan memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan produktivitas masyarakat.
Iftitah menambahkan, Jepang saat ini membutuhkan tenaga kerja hingga 40 ribu orang dari Indonesia, namun baru terpenuhi 25 ribu kuota di 24 sektor, termasuk pertanian, kelautan, konstruksi, dan perawatan.
“Masyarakat Jepang sangat menilai tenaga kerja Indonesia karena keramahtamahannya. Kita dianggap nomor satu dibanding negara lain sebagai tenaga kerja di Jepang,” ujarnya.
Sektor Potensial dan Skema Pemagangan
Sektor pertanian, perikanan, dan kelautan menjadi fokus utama karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan peluang industrialisasi di kawasan transmigrasi. Para transmigran akan diberangkatkan dalam program magang selama 3–5 tahun.
“Dengan durasi ini, mereka akan memperoleh pengetahuan cukup terkait teknologi dan sistem kerja di sektor-sektor tersebut,” jelas Iftitah. Sistem mekanisasi dan metode produksi di Jepang akan membekali para transmigran untuk bekerja efisien setelah kembali ke Indonesia.
Setelah kembali, para pekerja akan dapat bergabung dengan perusahaan Jepang yang berinvestasi di Tanah Air. Hal ini memungkinkan penerapan teknologi dan praktik kerja modern di kawasan transmigrasi, sekaligus meningkatkan produktivitas industri lokal.
Keuntungan Ganda bagi Indonesia
Iftitah menekankan program ini memberi keuntungan ganda. Pertama, kemampuan dan keterampilan transmigran meningkat melalui pengalaman langsung di Jepang. Kedua, investasi Jepang bisa meningkat di kawasan transmigrasi karena para pekerja sudah terbiasa dengan sistem dan budaya kerja Jepang.
Sejumlah perusahaan Jepang dijadwalkan menandatangani nota kesepahaman dengan Kementrans pada Oktober mendatang. Kesepakatan ini akan membuka jalur kerja sama lebih luas dan menjamin terserapnya tenaga kerja transmigran di industri yang relevan.
“Jadi kita bisa dapat double benefit. Skill yang terlatih dan investor yang berinvestasi di kawasan transmigrasi,” kata Iftitah.
Promosi Potensi Ekonomi dan Kunjungan ke Jepang
Menteri Iftitah tengah melakukan kunjungan ke Jepang sejak 28 September hingga 1 Oktober 2025. Tujuan utamanya adalah mempromosikan potensi ekonomi kawasan transmigrasi serta menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang.
Kunjungan ini juga menjadi momen untuk memperkuat jejaring dan membuka peluang investasi baru. Dengan pengalaman dan koneksi internasional, pemerintah berharap kawasan transmigrasi dapat berkembang pesat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan membuka lapangan kerja baru.
Selain itu, program ini diharapkan mendorong inovasi dan transfer teknologi, sehingga kawasan transmigrasi tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat produksi dan pengembangan ekonomi lokal.
Harapan dan Implementasi
Program pemagangan ini diharapkan menciptakan transmigran yang profesional, terampil, dan siap mengembangkan potensi ekonomi daerahnya. Pemerintah juga terus memantau program agar pengalaman yang diperoleh di Jepang benar-benar dapat diterapkan di Tanah Air.
Iftitah menekankan pentingnya kesiapan masyarakat transmigran untuk menyerap ilmu dan teknologi yang diperoleh. Dengan begitu, industrialisasi kawasan transmigrasi dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat ekonomi nyata bagi Indonesia.
“Para transmigran tidak hanya bekerja di Jepang, tetapi mereka akan menjadi agen perubahan di kawasan transmigrasi setelah kembali,” ujarnya menutup.

Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Prudential Syariah dan Muhammadiyah Perkuat Literasi Keuangan Masyarakat
- Rabu, 01 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Pembangunan Kilang Baru Kunci Tekan Subsidi Energi
- 01 Oktober 2025
2.
Penyelesaian Lahan Tol Padang-Pekanbaru Jadi Prioritas Nasional
- 01 Oktober 2025
3.
Harga Biji Kakao Turun, Pasokan Melimpah Jadi Penyebab
- 01 Oktober 2025
4.
Transmigran Indonesia Raih Pengalaman Kerja Berharga di Jepang
- 01 Oktober 2025
5.
Revitalisasi Pabrik Pupuk Indonesia Tingkatkan Efisiensi Gas
- 01 Oktober 2025