Kuota Haji 2026 Tetap, Dua Syarikah Kelola Layanan Jemaah
JAKARTA - Indonesia akan memberangkatkan 221.000 jemaah haji pada 2026 atau 1447 Hijriah, sama seperti tahun sebelumnya. Kuota ini dibagi menjadi 92 persen untuk haji reguler dan 8 persen untuk haji khusus.
Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, jumlah kuota haji reguler mencapai sekitar 203.000 orang, sedangkan kuota haji khusus sekitar 17.000 orang. Pembagian ini memastikan layanan haji tetap terjangkau dan merata.
Dua Syarikah Kelola Layanan Haji
Baca Juga
Pada musim haji 2026, hanya dua perusahaan penyedia layanan atau syarikah yang akan mengelola layanan jemaah haji, yakni Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guest. Jumlah ini menurun dibandingkan 2025 yang melibatkan delapan syarikah.
Dahnil menjelaskan, kontrak syarikah dibuat selama tiga tahun, bukan tahunan, untuk mencegah praktik manipulasi dan umpan balik negatif dalam proses lelang layanan haji di Arab Saudi. Langkah ini juga diharapkan membuat biaya perjalanan haji lebih efisien.
Dengan adanya dua syarikah, biaya layanan haji berhasil ditekan lebih dari 200 riyal. Dari sebelumnya 2.300 riyal, tahun depan menjadi 2.100 riyal per jemaah. Dahnil menekankan, sistem ini bebas pungli dan manipulasi sehingga biaya lebih transparan.
Rekrutmen dan Pelatihan Petugas Haji
Kemenhaj akan membuka rekrutmen petugas haji 2026 mulai November 2025. Setelah lolos seleksi, para petugas akan menjalani pelatihan di embarkasi haji selama tiga hingga empat minggu sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci.
Pelatihan ini merupakan upaya untuk menanggulangi keluhan jemaah haji tahun sebelumnya terkait pelayanan petugas yang belum optimal. Dengan pelatihan, diharapkan seluruh petugas mampu memberikan layanan maksimal bagi jemaah haji.
Tiga fokus utama pelatihan adalah ketahanan fisik, fikih dasar haji, dan bahasa Arab dasar. Dahnil menegaskan, ketahanan fisik penting agar petugas mampu berjalan dan menggendong peralatan, sementara pemahaman fikih dan bahasa Arab dasar dibutuhkan agar petugas siap menjawab pertanyaan jemaah.
Efisiensi dan Kualitas Pelayanan
Dengan pengurangan jumlah syarikah dan pelatihan intensif petugas, pemerintah berharap kualitas pelayanan haji meningkat. Biaya yang lebih rendah dan petugas yang terlatih diharapkan membuat perjalanan haji lebih nyaman dan aman.
Langkah ini juga bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas layanan haji. Dukungan terhadap jemaah haji reguler maupun khusus menjadi fokus utama agar semua pihak mendapat pelayanan terbaik.
Dahnil menambahkan, pengelolaan layanan haji oleh syarikah selama tiga tahun juga memberikan kepastian jangka panjang bagi jemaah dan memudahkan koordinasi dengan otoritas Arab Saudi. Sistem kontrak yang lebih panjang ini diharapkan mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan konsistensi layanan.
Persiapan Jemaah Haji dan Layanan Maksimal
Sebanyak 221.000 jemaah haji 2026 akan menikmati sistem layanan yang lebih efisien, mulai dari pengaturan transportasi, akomodasi, hingga bimbingan ibadah. Pelatihan petugas menjadi kunci untuk memastikan semua proses berjalan lancar.
Dahnil menekankan, pelatihan petugas juga membantu mereka menghadapi berbagai situasi di lapangan. Dengan kombinasi fisik yang kuat, pemahaman fikih, dan bahasa Arab dasar, petugas dapat memberikan arahan dan bantuan dengan cepat dan tepat.
Dengan persiapan matang ini, pemerintah berharap perjalanan haji 2026 menjadi pengalaman yang lebih baik bagi seluruh jemaah, tanpa kendala biaya berlebih maupun layanan yang tidak memadai.
Rekomendasi
