Rabu, 01 Oktober 2025

Mengungkap Fakta Dermatitis Atopik dan Cara Pencegahannya

Mengungkap Fakta Dermatitis Atopik dan Cara Pencegahannya
Mengungkap Fakta Dermatitis Atopik dan Cara Pencegahannya

JAKARTA - Banyak orang masih percaya bahwa makanan merupakan penyebab utama munculnya ruam, gatal, atau eksim pada anak. Padahal, menurut para ahli, akar masalahnya justru terletak pada kondisi kulit yang rapuh dan mudah kehilangan kelembaban.

Dermatitis atopik atau eksim merupakan salah satu masalah kulit paling umum yang kerap muncul pada bayi hingga anak-anak. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berisiko berkembang menjadi alergi di kemudian hari jika tidak ditangani dengan benar.

Kulit Rapuh Sebagai Pemicu Utama

Dokter spesialis anak Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi IDAI, Endah Citraresmi, menekankan bahwa penyebab utama dermatitis atopik bukanlah makanan. Menurutnya, masalah terjadi karena lapisan pelindung kulit tidak terbentuk dengan baik.

Baca Juga

Update Harga Emas Antam di Pegadaian 30 September 2025

“Di kulitnya tidak ada zat protein lemak yang mengikat sel-sel kulit sehingga menyusun seperti batu bata di dinding. Pada anak dengan dermatitis, sel-sel kulitnya tercerai berai, sehingga air mudah menguap dan kulitnya menjadi kering,” jelasnya dalam sebuah diskusi daring, Selasa (16/9/2025).

Lapisan kulit yang rapuh ini membuat kulit mudah mengalami peradangan ketika terpapar faktor lingkungan.

Lingkungan Jadi Pemicu Reaksi

Paparan debu rumah, keringat, bahan kimia, hingga tungau sering kali memperburuk kondisi kulit penderita eksim. Saat zat-zat tersebut masuk melalui kulit, tubuh akan memberikan respons inflamasi berupa rasa gatal.

“Jadi problem utamanya bukan dari makanan, tapi dari faktor lingkungan. Pencegahannya dengan tutup kulitnya dengan pelembab, lalu hindari faktor lingkungan, bukan dengan pantang makanan,” ungkap Dr. Endah.

Hal ini membantah anggapan yang beredar luas di masyarakat bahwa kacang, ikan, atau telur merupakan pemicu langsung dari dermatitis atopik.

Hubungan dengan Risiko Alergi

Meski makanan bukan penyebab utama eksim, Dr. Endah menjelaskan bahwa dermatitis atopik bisa menjadi pintu masuk munculnya alergi makanan di masa depan.

“Karena ketika kulit meradang, kemudian ada makanan contohnya serbuk telur, kacang, atau susu, itu masuk lewat kulit dan membuat dia menjadi sensitif. Kalau dia sensitif terus menerus lewat kulit, lalu jadi dipantang makan, anak ini bisa alergi makanan betulan,” jelasnya.

Artinya, eksim bukan hanya masalah kulit semata, melainkan dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh secara jangka panjang.

Pencegahan Alergi Sejak Dini

Untuk mencegah anak benar-benar mengalami alergi makanan, ada langkah penting yang bisa dilakukan sejak awal. Yaitu, memperkenalkan makanan pada waktu yang tepat, di jalur yang tepat pula.

Menurut Dr. Endah, ketika anak berusia 4–6 bulan, mereka sebaiknya mulai diperkenalkan pada berbagai makanan agar tubuh mengenalinya melalui saluran pencernaan. Dengan cara ini, sistem imun bisa belajar untuk toleran.

“Jadi kalau anak tidak ada diagnosis definitif bahwa dia alergi makanan, jangan dipantang. Karena kita mau memastikan bahwa terjadi kontak oral dengan makanan, yang akhirnya bisa menyebabkan toleran. Lalu, kalau eksim, kulitnya diperbaiki, diberi pelembab supaya tidak terjadi sensitisasi lewat kulit,” katanya.

Peran Pelembab dalam Perawatan

Salah satu langkah pencegahan yang sederhana namun sangat penting adalah penggunaan pelembab. Dengan menjaga kulit tetap lembab, risiko paparan alergen dari lingkungan dapat berkurang.

Pelembab berfungsi sebagai pengganti lapisan pelindung kulit yang rapuh, sehingga air tidak mudah menguap dan kulit tetap terhidrasi. Konsistensi dalam penggunaan pelembab menjadi kunci agar peradangan tidak mudah kambuh.

Edukasi untuk Orang Tua

Kesalahpahaman tentang eksim sering membuat orang tua salah mengambil langkah. Banyak yang langsung membatasi makanan anak, padahal pembatasan yang tidak perlu justru bisa berakibat buruk pada tumbuh kembang.

Mengedukasi orang tua bahwa dermatitis atopik lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kulit dan lingkungan menjadi sangat penting. Dengan pemahaman yang tepat, penanganan bisa dilakukan secara lebih efektif.

Menuju Hidup Lebih Sehat

Dermatitis atopik bukanlah penyakit ringan, terutama jika terjadi pada bayi atau anak-anak. Rasa gatal yang muncul bisa mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari. Namun, dengan pemahaman yang benar, kondisi ini dapat dikendalikan.

Menggunakan pelembab secara rutin, menjaga kebersihan lingkungan, serta tidak terburu-buru membatasi makanan merupakan langkah sederhana namun berdampak besar.

Pada akhirnya, fokus utama bukanlah menghindari semua pemicu, melainkan menjaga kulit tetap sehat dan membantu anak beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan cara ini, risiko alergi di masa depan juga dapat ditekan.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar 96 Pinjol yang Resmi Berizin OJK Per 2025

Daftar 96 Pinjol yang Resmi Berizin OJK Per 2025

Hemat Belanja Digital Lewat Program 10.10 ShopeePay

Hemat Belanja Digital Lewat Program 10.10 ShopeePay

OVO Nabung Hadirkan Cara Baru Menabung di Era Digital

OVO Nabung Hadirkan Cara Baru Menabung di Era Digital

Pengguna BRImo Naik 20 Persen, Transaksi Capai Rp4.436 Triliun

Pengguna BRImo Naik 20 Persen, Transaksi Capai Rp4.436 Triliun

Cara Login Livin Mandiri di HP Baru dengan Mudah

Cara Login Livin Mandiri di HP Baru dengan Mudah